Lahan memiliki peranan penting sebagai salah satu sumber kemakmuran. Peranan lahan memiliki peranan penting dalam mendukung perencanaan penggunaan lahan yang rasional, tepat, dan berkelanjutan penggunaannya. Namun saai ini alih fungsi lahan membuat semakin dilematis dalam sector pertanian. Peranan lahan tanaman pangan memberikan dampak yang berarti yaitu adanya penurunan kapasitas produksi pangan dan penurunan kapasitas penyerapan tenaga kerja pertanian. Dampak ini akan semakin memperparah kemiskinan dikalangan petani, mengurangin pendapatan petani dan menjadikan pekerjaan di sector pertanian ini menjadi kurang diminati (Sumaryanto, 1995).
Sektor pertanian merupakan sector yang paling besar dalam memberikan kontribusi tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja nasional. Tenaga kerja di sector pertanian kini dirasakan semakin sempit secara global dari tahun ketahun mengalami perubahan. Tenaga kerja yang lebih besar dapat diartikan terjadi penambahan jumlah tenaga produktif dan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti makin besar ukuran pasar tenaga kerjanya. Namun pertumbuhan penduduk memiliki dampak positif dan negative bagi pembangunan ekonomi tergantung pada kemampuan sistem perekonomian yang bersangkutan untuk menyerap dan secara produtif memanfaatkan tambahan tenaga kerja. Permasalahan pun akan terjadi dalam penyerapan ketenagakerjaan yag menyangkut perihal pelimpahan jumlah tenaga kerja, kualitas tenaga kerja, bayaran, dan kepastian sosial. Peningkatan jumlah penduduk kini semakin besar dan jumlah lapang pekerjaan yang tidak sebanding termasuk lahan pertanian yang semakin sempit akibat alih fungsi lahan menyebabkan tingkat pengangguran nasioal semakin besar. Hal tersebut juga diperparah dengan kualitas tenaga kerja saat ini yang menggerakkan pertanian, hal ini akan sangat berpengaruh dalam kemajuan pertanian dan yang menjadikan tingkat daya saing yang rendah. peningkatan jumlah tenaga kerja yang berada pada tingkat pendidikan SD kini yang banyak dijumpai sebagai tenaga kerja dalam sector pertanian hal ini menjadikan sulit berkembangnya kondisi pertanian yang maju. Namun dengan demikian pada kondisi ini menyebabkan penyerapan tenaga kerja pertanian mengalami peningkatan. Penyerapan tenaga kerja dalam jumlah yang besar ternyata sector pertanian hanya mampu memberikan kontribusi PDB nasional sebesar 10,7%. Kondisi ini menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja masih rendah yang disebabkan dengan masih rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan adopsi teknologi. Kondisi yang demikian pun akhirnya memiliki imbas terhadap pendapatan tenaga kerja di sector pertanian yang tap bulannya relative rendah, hal ini terjadi karena ketidak seimbangan antara jumlah tenaga kerja dan produktivitas pertanian, sehingga tidak ada kepastian untuk menjamin kecukupan dan kesejahteraan petani (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian, 2013).
Sector pertanian memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional yang mampu memberikan peningkatan devisa Negara, meningkatkan daya saing, pemenuhan kebutuhan dalam negeri, dan penyediaan lapangan kerja. Hal ni ditunjukkan oleh besarnya kontribusi pertanian Indonesia saat mengalami krisis ekonomi (1997- 1998). Satu- satunya sector yang menjadi penyelamat pada adalah sector pertanian. Didukung lagi dengan kondisi Negara Indonesia sebagai Negara dengan sector andalan pertanian menjadikan pekerja Indonesia terkonsentrasi pada profesi petani (Lubis.,F.A, 2010).
Kegiatan produksi lapang usaha pertanian sebagian besar masih mengikuti pola tradisional dengan tingkat produktivitas dan tingkat pendidikan tenaga kerja yang masih rendah. tetapi karena perannya masih sangat dominan dalam penyerapan tenaga kerja maka pengembangan usaha tani ini masih perlu diprioritaskan. Pengembangan usahatani ini tidak akan terjadi apabila petani yang masih dalam kondisi marginal dan pemerintah hingga sekarang masih berseteru dengan harapan petani tidak akan mampu merealisasi pengembangan pertanian. Karena untuk merealisasikan diperlukan kebijakkan, strategi, dan program pengembangan lapangan usaha pertanian tidak berbasis ketenagakerjaan (Silalahi, 2004).
Rendahnya sumberdaya manusia terkait dengan kondisi umur, tinggi rendahnya tingkat pendidikan petani, curahan jam kerja dan luasan lahan yang dikerjakan petani. Kondisi umur mempengaruhi kemampuan produktivitas dari tenaga kerja. Dan saat ini pekerjaan dilahan banyak dikerjakan oleh petani dengan usia lanjut, biasanya mereka yang berusia lanjung cenderung menerapkan prinsip- prinsip pertanian tradisional. Tingginya tingkat pendidikan juga menentukan petani dalam memberikan inovasi dan pemberdayaan lahan dalam upaya peningkatan produksi terkait dengan luasan lahan, dimana diharapkan dengan pendidikan yang memadai akan mampu memberikan produktivitas yang maksimal. Maka dari itu saat ini masih menjadi kendala dimana petani saat ini masih di dominasi dengan tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SD kebawah, dan keterbatasan keterampilan dan pengetahua mereka menjadi kendala untuk ikut terlibat secara positif dalam industry kecil pedesaan ataupun pengembangan usahatani.
Kesimpulan :
Sector pertanian memiliki peranan besar dalam penyerapan tenaga kerja yang di Indonesia. Namun tidak hanya sekedar menyerap tenaga kerja, peranan sector pertanian diharapkan juka mampu memberikan kehidupan yang layak dan kesejahteraan bagi petani, ditambah lagi dengan kondisi saat ini dimana lahan pertanian menjadi menyempit akibat peralihan fungsi lahan. Peranan pemerintah sangat diperlukan dalam mendukung dan meningkatkan sector pertanian yang kondusif sehingga diharapkan akan menciptakan sector pertanian yang berdaya saing dan memiliki kontribusi besar dalam perekonomian Indonesia yang di iring juga dengan SDM pertanian yang berkelanjutan, handal, dan berkualitas tinggi maka dari itu pemberdayaan sumberdaya manusia atau petani sangat diperlukan dalam rangkaian pembangunan perekonomian nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar